Manajemen Sumber Daya Manusia dan Disiplin Kerja

5/5 - (1 vote)

Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Manajemen Sumber Daya Manusia dan Disiplin Kerja ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia termasuk dalam aset organisasi yang sangat vital yang peran serta fungsinya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lain. Dalam suata organisasi, sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat dalam produksi, tetapi juga dapat peran aktif dalam kegiatan produksi.saat ini, kedudukan sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat produksi, tetapi juga penggerak dan penentuan berlangsungnya proses produksi, serta aktivitas organisasi menurut hasibuan dalam indah (2014, p.13) Defenisi manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mnegatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dari definisi tersebut, hasibuan tampaknya memberikan penekanan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah sebuah ilmu dan seni mengatur hubugan serta peranan tenaga kerja. Dalam melakukan manajemen sumber daya manusia,tidak hanya seorang pimpinan mengetahui pontensi pegawainya, namun lebih pada cara seorang pemimpin mendesain sebuah formulasi tertentu yang diaplikasikan pada sumber daya manusia yang ada,sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

 

Disiplin Kerja

Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu di mana seseorang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peratran – peraturan yang ada dengan rasa senang hati (Indah Puji, 2014, p.182). Sedangkan, kerja adalah segala aktivitas yang dilakukan manusia yang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.di dalam  sebuah organisasi, diperolehkan suatu pembinaan bagi pegawai untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan. Disiplin kerjalah yang akan menjadi alat kumunikasi paling efektif, seperti yang di kemukakan oleh Veithzal Riva’i dalam Indah Puji (2014, p.183) menyebutkan bahwa disiplin kerja merupakan sesuatu alat yang digunakan manejer untuk mengubah suatu prilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan serta norma-norma sosial yang berlaku.

Baca Juga  Analisis Komunikasi dan Bauran Promosi Pada Marketplace

Nawawi dalam indah (2014, p.183) berpendapat bahwa disiplin adalah usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaa hukuman pada seseorang atau kelompok dapat dihadiri. Sedangkan menurut malayu hasibuan dalam indah (2014, p.183) menyatakann bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku.

 

Jenis-Jenis Disiplin Kreja

  1. Disiplin Diri

Sikap disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri, karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur dirinya sendiri untuk kepentingan organisasi.

  1. Disiplin Kelompok

Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat invididu, sehingga selain disiplin diri masih diperluhkan disiplin kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa disiplin kelompok adalah patut, taat, dan tunduknya kelompok terhadap peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku, serta mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu,serta memelihara stablitas organisasi dan menjalankan standar-standar oranisasi.

  1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai agar berdisiplin dengan menaati dan mengikuti berbagai standar serta peraturan yang telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko dalam indah puji hartatik,disiplin preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.

  1. Disiplin Korektif

Disiplin ini dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan yang dimukakan prabu mangkunegara bahwa disiplin korektif adalah upaya untuk mengerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam perusahaan.

  1. Disiplin Progresif
Baca Juga  Bentuk - Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan Kepada Karyawannya

Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran yang terulang.tujuannya adalah memberi kesempatan kepada pengawai untuk mengambil tindakan korektif sebelom dilakukan hukuman-hukuman yang lebh serius.dilaksanakan disiplin progresif ini memungkinkan manajemen untuk membantu pengawai dalam memperbaiki kesalahan. Seperti yang dikemukakan oleh veithzal riva’i bahwa disiplin progresif dirancang untuk memotivasi karyawan yang mengoreksi kekeliruannya secara sukarela.contohnya dari disiplin progresif adalah teguran secara lisan oleh atasan,skorsing pekerjaan, diturunkan pangkat atau dipecat.

 

Pendekatan Disiplin Kerja       

Menurut anwar prabu mangkunegara dalam indah (2014, p.195) ada tiga macam pendekatan dalam disiplin kerja yang dlaksanakan dalam suatu orgnisasi atau lembaga, yaitu disiplin modern, tradisi, dan bertujuan.

Pendekatan disiplin modern

Disilpin modern adalah mempertemukan sejumlahan keperluhan atau kebutuhan baru di luar hukuman.pendekatan ini memiliki beberapa asumsi yaitu:

  1. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik.
  2. Melindungi tuduhan yang buruk untuk diteruskan pada proses hukuman yang berlaku.
  3. Keputusan-putusan yang diambil terhadap kesalahan atau prasangka yang harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan berdasarkan fakta-faktanya.
  4. Melakukan protes terhadap keputuan yang berat sebelah terhadap kasus disiplin.

Pendekatan disiplin tradisi

Disiplin tradisi adalah pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

  1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan,dan tidak pernah ada peninjuan kembali bilah telah diputuskan.
  2. Disiplin adalah hukumana untuk pelanggaran dan pelaksanaanya disesuaikan dengan tingkat pelanggaran.
  3. Penegakan hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pengawai lainnya.
  4. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperluhkan hukuman lebih keras.
  5. Pemberian hukuman terhadap pengawai yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih beart.
  6. Pendektan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan memiliki asumsi bahwa:

  1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semau pengawai.
  2. Disiplin bukanlah satu hukuman, tetap merupakan pembentukan perilaku.
  3. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

Berdasarkan teori – teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan Suatu aturan yang dibuat oleh perusahaan, supaya karyawan mau mengikuti prosedur, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai.

 

Baca Juga  Studi Kelayakan Bisnis: Analisis Aspek - Aspek

Indikator Disiplin Kerja

Menurut Abdurrahnat Fathoni dalam Indah (2014, p.200) indikator mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, di antaranya sebagai berikut:

  1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan staf dalam memahami peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan karyawan. Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada, menjadi penyebab terbaik tindakan indisipliner.

  1. Keteladanan Pimpinan

Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh pada staf dan menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Apabila pimpinan tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi bawahan maka setiap aturan dan kebijakan yang dibuat tidak akan dilaksanakan oleh staf secara maksimal.

  1. Keadilan

Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan untuk semua staf tanpa memandang kedudukan. Bilang ada yang melanggar maka harus dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang belaku.

  1. Pengawasan Melekat

Tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.

  1. Sangsi Hukuman

Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarah dan memperbaiki perilakukan pegawai, bukan untuk menyakiti.tindakan indisipliner hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat mematuhi peraturan/prosedur organisasi.

  1. Ketegasan

Ketegasan seorang pimpinan dalam memberikan sanksi terhadap staf yang melakukan pelanggaran difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan kerja dapat diberikan secara konsisten.

  1. Hubungan kemanusiaan

Disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada,sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Manajemen Sumber Daya Manusia dan Disiplin Kerja” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂

Berikut Artikel Terkait Lainnya