Teori – Teori Tentang Investment Opportunity Set

Rate this post

Bisacumlaude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Teori – Teori Tentang Investment Opportunity Set ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂

Investment Opportunity Set (IOS)

Definisi Investment Opportunity Set (IOS)

Munculnya istilah IOS pertama kali  dikemukakan oleh Myers (1977) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil  (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Menurut Gaver dan Gaver (1993) opsi investasi masa depan tidak semata – mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan  perusahaan   yang  lebih  tinggi  dalam  mengekploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan yang lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya.

Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak  selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran   yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Nilai kesempatan investasi merupakan nilais ekarang dari pilihan -pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan datang.

Pengukuran Investment Opportunity Set (IOS)

Beberapa proksi dalam mengukur IOS telah  digunakan dalam penelitian – penelitian sebelumnya, seperti  penelitian Smith dan Watts (1992), Gaver (1993), Fijrianti (2000) dan Jones dan Sharma (2001), berbagai proksi tersebut secara individual dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori utama, yaitu:

  1. Price – Based Proxies

Pendekatan ini  berdasar pada  pemikiran bahwa harapan pertumbuhan perusahaan dinyatakan, paling  tidak, secara parsial dalam harga saham, sehingga perusahaan bertumbuh akan memiliki nilai pasar lebih tinggi relatif terhadap  aset yang dimiliki (assetin place). Proksi berdasarkan harga  ini berbentuk rasio sebagai suatu ukuran aset yang dimiliki dengan nilai pasar perusahaan. Oleh karena itu proksi ini sangat bergantung pada harga saham (Hartono, 1999 dalam Saputro, 2003). Proksi berbasis Harga merupakan proksi terbaik dari kinerja perusahaan karena menggambarkan kinerja perusahan di masa lalu dan prospek di masa datang. Menurut Woolridge dalam Sugiarto (2009) harga saham tidak hanya mencerminkan informasi kinerja yang berasal dari perusahaan saja tetapi juga informasi dari pasar. IOS yang berdasarkan dari harga akan memiliki berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio yang merupakan proksi harga adalah market to book value of equiy,market to book value of asset, price to earning ratio. Price to earning ratio merupakan harga perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham dari saham bersangkutan (Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.. Dihitung dengan rumus :

Baca Juga  Pengaruh company growth dan profitability terhadap investment opportunity set (IOS)

Jadi dapat disimpulkan Price Earning ratio merupakan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan harga sahamnya. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika dikatakan suatu saham mempunyai PER 10 kali, berarti harga saham tersebut 10 kali lipat terhadap EPS nya.PER merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham.

Jadi dapat disimpulkan Rasio ini diharapkan dapat mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan melalui aset yang dimiliki perusahaan dimana prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham yang mengalami perubahan dikarenakan penilaian investor terhadap nilai dari aktiva perusahaan. Jadi, semakin tinggi MKTBAS maka akan semakin  tinggi peluang investasi yang dimiliki perusahaan melalui aset yang dimiliki.

Market to book value of equity  ratio  mencerminkan seberapa besar pasar menilai perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dalam menjalankan usaha untuk memenuhi tujuan perusahaan. Semakin besar perusahaan dapat mengelola modalnya dengan baik, maka kesempatan perusahaan untuk bertumbuh akan semakin tinggi dan dapat menarik investor untuk memberikan dananya kedalam perusahaan. Jadi, semakin besar MKTBKEQ maka akan semakin  besar perusahaan dapat mengelola modalnya dengan baik dan kesempatan perusahaan untuk bertumbuh akan semakin tinggi dan dapat menarik investor.

  1. Investment Based Proxies

Pendekatan ini berdasar pada pemikiran bahwa tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan  dengan IOS suatu perusahaan. Perusahaan dengan IOS yang tinggi akan memiliki investasi dengan tingkat yang tinggi pula sebagaimana IOS telah dikonversikan  kedalam assets inplace waktu kewaktu (Kallapur dan Trombley, 1992 dalam Saputro, 2003). Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberi peluang investasi pada masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan. Proksi berdasarkan investasi ini  berbentuk rasio yang membandingkan ukuran investasi dengan ukuran aset yang telah miliki atau hasiloperasi  dari   aset  yang   telah   dimiliki. Rasio yang berkaitan dengan proksi invetasi adalah ratio capital expenditure tobook value of asset.

  1. Variance Measures

Pengukuran  ini berdasar pada pemikiran bahwa opsi – opsi investasi menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas  ukuran untuk memperkirakan  besarnya opsi yang tumbuh,   seperti variabilitas return yang mendasari  peningkatan aktiva(Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Saputro, 2003). Menurut Subekti dan Indra proksi berbasis varian berdasarkan gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh. Rasio yang telah digunakan dalam penelitian – penelitian sebelumnya sebagai proksi berdasar varian dalam pengukuran IOS adalah Variance of return (Varret).

Baca Juga  Citra Merek: Definisi serta Indikator - Indikator

Jadi dapat disimpulkan Variance of return (Varret), adalah rasio yang digunakan untuk mengamati pertumbuhan return perusahaan. Semakin besar Variance of return maka semakin besar penyebaran nilai return dan semakin besar pula ketidakpastian atau resiko dari suatu investasi. Dari proksi – proksi tersebut selalu ada proksi – proksi yang tidak dapat digunakan. Kallapur dan Trombley (2001) dalam Jati (2005) menyatakan bahwa berbagai proksi IOS yang ada tidak semuanya ekuivalen dan bernilai.Belum ada kesepakatan tentang proksi mana yang dapat mewakili IOS secara tepat (Gaver dan Gaver, 1993 dalam Saputro, 2003).

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Teori – Teori Tentang Investment Opportunity Set ” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂

Berikut Artikel Terkait Lainnya