Teks Ceramah: Isi, Kaidah dan Struktur

5/5 - (4 votes)

Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Teks Ceramah: Isi, Kaidah dan Struktur ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚

Apabila kamu perhatikan dengan cermat contoh โ€“ contoh pada teks ceramah yang ada, teks ceramah memiliki bagian โ€“ bagian tertentu yang meliputa antara lain: bagian pembukaan, isi dan bagian penutup.

  1. Pembukaan

Berupa pengenalan โ€“ pengenalan pada isu, masalah, ataupun pandangan โ€“ pandangan pembicara tentang suatu topik yang akan dibahasnya. Bagian tersebut sama dengan isi di dalam teks eksposisi yang disebut dengan isu.

  1. Isi

Berupa suatu rangkaian argumen pembicara yang berkaitan dengan suatu pendahuluan atau tesis. Pada bagian inilah yang dikemukakan pula sejumlah fakta โ€“ fakta yang memperkuat argumen โ€“ argumen pada pembicara.

  1. Penutup

Berupa sesuatu penegasan kembali atas pernyataan โ€“ pernyataan yang sebelumnya.

Sebagaimana dengan jenis teks yang lainnya, ceramah juga memiliki suatu karakteristik tersendiri yang cendrung akan berbeda dengan teks โ€“ teks yang lainnya. Merujuk pada contoh โ€“ contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan, yaitu sebagai berikut:

  1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan yang digunakan. Kata ganti orang pertama, yaitu: saya dan aku. Mungkin juga dapat menggunakan kata kami apabila penceramah mengatasnamakan suatu kelompok atau juga golongan. Pada teks ceramah juga sering kali menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, sepert: hadirin, kalian, bapak โ€“ bapak, ibu โ€“ibu dan saudara โ€“ saudara.
  2. Menggunakan kata โ€“ kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan suatu topik tertenntu yang akan dibahas. Dengan topik tentang suatu masalah kebahsaan yang menjadi fokus pada pembahasannya, istilah โ€“ istilah yang muncul dalam suatu bentuk teks tersebut adalah, seperti: sarkasme, eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa dan etika berbahasa.
  3. Menggunakan kata โ€“ kata yang dapat menunjukkan suatu hubungan argumentasi (sebab dan akibat), misalnya saja: jika… maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya dan oleh karena itu. Selain itu juga, dapat pula digunakan kata โ€“ kata yang dapat menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan atau pertenntangan, seperti antara lain: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya dan namun.
  4. Menggunakan kata โ€“ kata kerja mental, seperti: diharapkan, memperhatikan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi dan menyimpulkan.
  5. Menggunakan kata โ€“ kata persuasif, seperti: hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu dan harus.
Baca Juga  Sejarah Terbentuknya Organisasi Semimiliter

Menentukan Aspek โ€“ Aspek Yang Disunting Dalam Teks Ceramah

Adapun langkah โ€“ langkah penyususnan dimulai dengan menentukan suatu topik dan tujuan, menyusun kerangka ceramah, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka dengan mennggunakan kalimat yang mudah untuk dipahami, hingga dengan menyunting teks ceramah.

  1. Menentukan Topik

Beberapa topik yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan ceramah, yaitu: pengalaman pribadi, hobi dan keterampilan, pengalaman di dalam pekerjaan, pelajaran sekolah ataupun kuliah, pendapat pribadi, peristiwa yang sedang hangat dan pembicaraan publik, masalah keagamaan, problem pribadi, biografi tokoh terkenal dan juga minat khalayak.

  1. Merumuskan Tujuan Ceramah

Terdapat 2 macam tujuan yang ada pada ceramah, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. (a) Tujuan umum ceramah biasanya dirumuskan dalam 3 hal yaitu: memberitahukan (informatif), memengaruhi (persuasif) dan menghibur (rekreatif). (b) Tujuan khusus yaitu tujuan yang merupakan rincian dari pada tujuan umum, tujuan umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur di dalam pencapaiannya.

  1. Menyusun Kerangka Ceramah

Kerangka ceramah merupakan suatu rencana yang memuat garis โ€“ garis besar mataeri yang akan diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat di dalam memudahkan penyususnan karangan sehingga karanngan menjadi lebih sistematik dan teratur, menghindari timbulnya pengulangan pembahasan, serta untuk membantu pengumpulan data serta sumber โ€“ smber yang akan diperlukan. Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri โ€“ ciri yaitu: (a) Ceramah meliputi tiga bagian pokok yaitu pengantar, isi dan penutup. (b) Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas. (c) Setiap bagian dalam kerangka cramah hanya memiliki satu buah gagasan. (d) Bagian โ€“ bagian yang ada di dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.

  1. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi suatu naskah ceramah yang utuh dan lengkap. Namun bersamaan dengan itu, perlu dilakukan pemahaman dan penghayatan terhadap bahan โ€“ bahan yang ada, yaitu dengan jalan: (a) Mengkaji bahan secara kritis. (b) meninjau kelayakan bahan dengan khalayak. (c) meninjau bahan yang kemungkinan dapat menimbulkan pro dan kontra. (d) menyusun sistematika bahan ceramah. (e) Menguasai bahan ceramamh berdasarkan jalan pikiran yang logis.

Baca Juga  Memahami Konsep Pembuatan Ceramah: Bagian, Kebahasaan dan Aspek

Menyampaikan Hasil Suntingan Dengan Memperhatikan Sttruktur dan Kebahasaan

Penyuntingan tidak hanya dapat berkaitan dengan ejaan ataupun dengan penulisan kata โ€“ kata yang ada. Penyunntingan juga dapat berkaitan dengan susunan kalimat โ€“ kalimat yang ada di dalam suatu paragraf dan susunan paragraf di dalam keseluruhan teks tertentu. Hubungan kalimat dengan kalimat haruslah padu serta saling berhubungan. Dalam suatu teks tidak boleh ada kalimat yang dapat menyimpang dari pokok pembahasan yang akan dibahas. Demikian halnya dengna penyusunan pada suatu paragraf, semuanya harus saling berkaitan dan mengususng satu tema yang sama. Penyuntingan memilliki tujuan untuk dapat menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan โ€“ kekeliruan yang mungkin akan terjadi di dalam suatu teks. Oleh karena itu, seorang penyunting setidaknya harus memperhatikan, yaitu:

  1. Mengetahui cara penulisan karangan yang baik.
  2. Memahami masalah yang aka dibahas di dalam karangan itu, serta jjuga memahami aturan โ€“ aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.

Proses kegiatan penyuntingan yang dapat dilakukan dengan memperhatikan langkah โ€“ langkah di bawah ini, sebagai berikut:

  1. Penyiapan teks ceramah yang akan dilakukan penyuntingan.
  2. Penyediaan bahan โ€“ bahan pemandu dalam penyuntingan, seperti Pedoman Ejaan Bahsa Indonesia (EBI) dan kamus. Selain itu, bahan โ€“ bahan tersebut harus disesuaikan dengan karangan yang akan disunting. Kalau itu berupa naskah cermah, bahan pemandunya adalah buku tentang teknik penulisan ceramah.
  3. Mencrmati bahan yang akan disunting secara cermat, baik itu yang berkenan dengan cara penyajian suatu isi ceramah maupun bahasa yang akan digunakan untuk dapat menyampaikan suatu ceramah tersebut.

Meperbaiki suatu kesalahan โ€“ kesalahan yang terdapat di dalam bahan yang akan disunting secara benar dengan berpedoman pada sumber โ€“ sumber yang nantinya

Baca Juga  Menelaah Teks Ceramah: Bagia, Aspek serta Penyuntingan

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Teks Ceramah: Isi, Kaidah dan Struktur ”ย … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚

Berikut Artikel Terkait Lainnya