Drama: Unsur – Unsur dan Bagian – Bagian

5/5 - (1 vote)

Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Drama: Unsur – Unsur dan Bagian – Bagian ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. πŸ™‚ πŸ™‚ πŸ™‚ πŸ™‚

Drama itu sendiri dibentuk dari bebrbagai macam unsur – unsur yang ada di dalamnya. Berikut ini adalah unsur – unsur yang terkandung di dalam sebuah drama, adalah sebagai berikut:

  1. Latar

Latar merupakan suatu keterangan yang mengenai tempat, waktu dan suasana yang ada di dalam naskah drama tersebut. (a) Latar tempat, yaitu penggambaran suatu tempat kejadian yang ada di dalam sebuah naskah drama, seperti: rumah, medan perang, ataupun di meja makan. (b) Latar waktu, yaitu suatu penggambaran waktu kejadian di dalam sebuah naskah drama, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945. (c) Latar suasana atau budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatar belakangi terjadinya suatu adegan atau peristiwa yang ada di dalam sebuah drama tersebut. Misalnya saja: dalam budaya jawa, dalam kehidupan masyarakat Betawi, Melayu, Sunda dan Papua.

  1. Penokohan

Tokoh – tokoh yag ada di dalam sebuah drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) Tokoh gagal ataupun tokoh badut, tokoh ini merupakan seorang tokoh yanng memiliki pendirian yanng bertentangan dengan tokoh yang lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi untuk dapat menegaskan tokoh yang lainnya. (b) Tokoh idaman, tokoh ini merupakan seorang tokoh yang memiliki peran sebagai pahlawan dengan karakter tokoh yang gagah, berkeadilan atau terpuji. (c) Tokoh statis, tokoh ini merupakan seorang tokoh yang memiliki peran yang tetap sama, tanpa adanya peruahan di dalam karakter tokoh tersebut, mulai dari awal hingga sampai apad akhir cerita tersebut. (d) Tokoh yang berkembang, misalnya saja: seorang tokoh yang beruah dari setia ke karakter yang berhianat, dari yang bebrnasib sengsara sampai menjadi bernasib kaya raya, dari yang semula adalah seorang kouptor menjadi orang yang saleh dan budiman.

  1. Dialog
Baca Juga  Mempelajari Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Jenis serta Struktur

Di dalam sebuah drama, percakapan ataupun sebuah dialog haruslah memenuhi dua tuntutan, yaitu sebagai berikut: (a) Dialog harus turut menunjang gerak laku yang ada pada tokohnya. Dialog haruslah diperguakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi di dalam sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung, harus juga dapat mengungkapkan pikiran – pikiran serta perasaan – perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas tersebut. (b) Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran yang ada dalam Β sehari – hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja, para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu harus dapat disampaikan secara wajar dan alamiah.

  1. Tema merupakan suatu gagasan yang menjalin strukturan isi yang ada di dalam suatu drama. Tema yang terkandung di dalam drama dapat mennyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan lain sebagainya. Untuk dapat mengetahui tema yang ada di dalam suatu drama, kita perlu mengapresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur – unsur yang terkandung di dalam karangan tersebut. Tema jarang dinyatakan secara tersirat. Untuk dapat merumuskan suatu tema, kita harus memahami suatu drama itu secara keseluruhan.
  2. Pesan atau amanat merupakan suatu ajaran moral ditaktis yang dapat disampaikan drama itu kepada seorang pembaca ataupun juga seorang penonton. Amanat tersimpan rapi dan tersembunyi pengarangnya dalam keseluruhan isi drama tersebut.

Menelaah Bagian – Bagian Penting dalam Naskah Drama yang Dibaca atau Ditonton

Unntuk dapat menulis suatu naskah drama, sekurang – kurangnya kita dapat menggunakan tiga sumber, yaitu: dari karya yang sudah ada semacam dongeng, cerpen, ataupun novel. Bahkan dapat juga yang berdasarkan kepada imajinasi dan pengalaman sendiri ataupun pada pengalaman orang lain. Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena ide cerita, alur, latar serta unsur – unsur lainnya sudah ada di dalam sebuah drama tersebut. Di dalam hal ini kita hanya melakukan perubahan pada formatnya saja ke dalam bentuk sebuah dialog. Seperti yang kita ketahui bahwa ciri utama dari sebuah drama adalah bentuk penyajian yang semuanya berbentuk dialog. Oleh karena itu, tugas kita dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkian cerita yang ada di dalam sebuah novel ke dalam bentuk dialog.

Baca Juga  Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Selain itu juga, kita dapat menggunakan pengalaman. Kita akan dengan mudah untuk menceritakan ke dalam bentuk drama karena kejadiannya teramati, terdengar, dan bahkan tersakan secara langsung. Karangan tersebut akan lebih lengkap karena dapat melibatkan bannyak indra, tidak hanya penglihatan ataupun pendengaran, tetapi juga pada indera – indera yang lainnya. Oleh sebab itu, daripada bersusah – payah, jadikanlah pengalamanmu sebagai sebuah bahan untuk menulis sebuah karangan drama. Adapun cara – cara yang dapat dilakukan untuk membuat drama berdasarkan pengalaman, adalah sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar pengalaman – pengalaman diri yang paling menarik
  2. Pillihlah satu pengalaman yang memiliki konflik yang palinng kuat dan memiliki pelibatan yang cukup banyak tokoh di dalamnya yang ada diantara daftar penglaman – pengalaman yang sudah di list tersebut.
  3. Lakukanlah pencatatan nama – nama tokoh beserta karakter yang ada pada tokoh tersebut, Lalu jelaskan juga latarnya baik itu mencangkup latar waktu, tempat ataupun juga latar suasana.
  4. Lakukan juga pencatatan pada topik – topik yang akan dikembangkan ke dalam sebuah drama tersebut nantinya.
  5. Lakukan juga pengembangan topik – topik tersebut ke dalam bentuk dialog.

Sebuah naskah drama juga dapat pula bersumber dari peristiwa – peristiwa atau kejadian yang dialami dalam kehidupan sehari – hari. Peristiwa – peristiwa tersebut dapat ditata dan kemudian dapat diperkaya lagi dengan mengembangkan inspirasi dan imajinasi yang ada difikiran kita sendiri. Dengan demikian, untuk dapat menuliskan naskah drama tersebut kita dapat mengawalinya dari perilaku atau kebiasaan yang biasa kita alami atau juga yang biasa kita saksikan dengan sendiri. Perilaku – perilaku tersebut misalnya saja ketika beradu tawar dengan seoranng penjaga kantin sekolah, perilaku pada saat kita memohon izin pada guru untuk dapat memperoleh dispensasi untuk tidak masuk sekolah ataupun keperluan lainnya, pada saat menyambut kedatangan tamu yang sedang berkunjunng ke tempat kita serta pada saat kita membagikan sumbangan kepada para korban yang mengalami suatu musibah bencana alam.

Baca Juga  Peristiwa Rengasdengklok Pada Detik - Detik Prolamasi

 

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Drama: Unsur – Unsur dan Bagian – Bagian ”Β … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… πŸ™‚ πŸ™‚ πŸ™‚ πŸ™‚

Berikut Artikel Terkait Lainnya