Analisis Perbandingan Persepsi Konsumen Pada Produk Private Label

Rate this post

Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Analisis Perbandingan Persepsi Konsumen Pada Produk Private Label ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂

LatarBelakang

Salah satu kegiatan usaha yang paling dominan dan sangat dibutuhkan keberadaannya pada masa perkembangan ini adalah kegiatan usaha ritel modern, baik usaha ritel kecil ataupun besar. Usaha ritel kecil atau minimarket adalah ritel berukuran kecil dengan luas bangunan hanya 100m2 s/d 999m2 dan memiliki variasi produk tak lebih dari 200 item. Sedangkan usaha ritel besar atau supermarket memiliki ukuran dengan luas 1.000m2 s/d 4.999m2 dan memiliki hingga 1.000 item berbeda. Saat ini di Bandar Lampung lebih banyak ditemukan usaha ritel kecil seperti Alfamart dan Indomaret dibanding ritel besar seperti hypermart dikarenakan kemudahannya untuk dijangkau konsumen dan kebutuhan lahan yang kecil membuat bisnis ini lebih menjamur di Bandar Lampung. Fungsi usaha ritel sebagai sebuah usaha yang bergerak dalam bidang jual beli dalam jumlah kecil yang mempunyai peranan penting dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Melihat kondisi ini, setiap bisnis ritel modern di Bandar Lampung perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara  memunculkan  perbedaan  atau  keunikan  yang  dimiliki  perusahaan  dibandingkan dengan pesaing sehingga mampu menciptakan persepsi konsumen yang tinggi terhadap strategi-strategi yang diterapkan peritel.

Pertumbuhan ritel di Lampung, dimana toko ritel semakin menjamur.Pemain-pemain ritel yang sebelumnya belum pernah memasuki Lampung, kini turut hadir meramaikan persaingan ritel di Lampung seperti Lottemart dan Transmart. Lain hal dengan toko ritel besar, toko ritel seperti Indomaret dan Alfamart kini pun semakin mudah dijumpai bahkan di daerah yang jauh dari akses pusat kota Lampung. Banyaknya keberadaan gerai ritel di berbagai pusat perbelanjaan, membuat masyarakat di Bandar Lampung memiliki banyak alternatif untuk berbelanja kebutuhan mereka. Secara fisik ekspansi yang dilakukan oleh masing-masing peritel tampak menguntungkan pertumbuhan ekonomi namun menjadi babak baru dalam persaingan usaha di bidang ritel ini, untuk itu dibutuhkan strategi agar peritel tidak kalah dengan pesaingnya secara langsung yaitu peritel modern lain, dan juga pesaing tak langsung seperti pasar tradisional dan e-commerce.

Salah satu strategi  tersebut adalah dengan membuat produkprivate label. Private label merupakan produk yang mereknya didesain dan dikembangkan dengan menggunakan nama pengecer bersangkutan dan hanya dijual oleh perusahaan tersebut. Misalnya Indomaret menjual produk makanan atau minuman dengan merek Indomaret juga. Menurut Davies (1990) dalam Susanti (2012) Private Labels adalah: “any product with a retailer-owned name on it”. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa private label merupakan produk yang dibuat oleh perusahaan dengan nama perusahaan ritel yang memproduksinya.

Baca Juga  Pengertian Imperialisme :Latar Belakang, Faktor & Dampaknya

Fenomenaprivate label kini telah berkembang luas di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Euromonitor tahun 2011, semakin banyak konsumenIndonesia yang menerima produk-produk private label. Hal ini disebabkan oleh duafaktor. Faktor yang pertama yaitu terjadinya peningkatan permintaan darikonsumen berpendapatan rendah hingga menengah terhadap produk private labelyang harganya lebih terjangkau. Faktor yang kedua yaitu meningkatnya jumlah toko ritel modern di banyak kota di Indonesia serta banyaknya promosi yang cukupagresif daripemilik bisnis ritel untuk mendorong jalur private label. Promosi yangagresif ini mendorong pengenalan dan penerimaan yang lebih besar terhadapproduk private label oleh masyarakat. Fenomena yang terjadi di Bandar Lampung sendiritelah banyak ritel yang menerapkan private label dalam menghadapi persaingan bisnis.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), persepsi didefinisikan sebagai proses yang seorang individu memilih, mengorganisasi dan menginterpetasikan stimuli menjadi gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh koheren Individu bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsi mereka, tidak berdasarkan realitas yang objektif.   Jadi, bagi pemasar, persepsi konsumen jauh lebih penting dari pada pengetahuan mereka mengenai realitas yang objektif.Dalam persepsi banyak menggunakan panca indera untuk menangkap rangsangan (stimulus) dari objek-objek yang ada disekitar lingkungan.Suatu stimulus, sebagai masukan untuk panca indera atau sensory reception. Persepsi Konsumen adalah suatu proses yang membuat seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.

Menurut Andrian, Trisnati, dan Oktini (2015) ada beberapa indikator dalam pengukuran persepsi pada Private Label sebagai berikut; 1) Product quality yaitu produk-produk merek toko pribadi dapat dipercaya serta Kualitas dari merek pribadi yang sangat baik ketika berbelanja. 2) Selling price yaitu harga jual dari merek pribadi lebih rendah, harga dari merek pribadi lebih masuk akal dibandingkan dengan merek nasional. 3) Presentation yaitu untuk merek pribadi jika ruang diri memiliki presentasi yang lebih dalam menyimpan serta kenyamanan lingkungan berbelanja merek pribadi adalah penting bagi konsumen. 4) Promotion yaitu kegiatan promosi merek pribadi menarik dan bermanfaat bagi pelanggan. 5) Package yaitu merek pribadi menawarkan kemasan kelas atas yang sangat menarik dan akan mendapatkan kepercayaan serta penngakuan. Deskipsi itu ditulis pada kemasan mencakup semua fitur yang penting untuk memilih merek.

Baca Juga  Pengaruh Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying

Indomaret dan Alfamart adalah dua dari sekian banyak peritel yang hadir di Bandar Lampung. Indomaret dan Alfamart menarik untuk dilakukan penelitian karena persaingan yang terjadi pada Indomaret dan Alfamart memiliki intensitas yang sangat tinggi dan saling kejar-kejaran dibanding dengan peritel lain. Hal ini sampai-sampai menciptakan steriotep pada masyarakat bila di satu tempat ada Indomaret, pasti di sana ada Alfamart juga. Di lain sisi, pertumbuhan keduanya yang paling tinggi jika dibandingkan peritel lain di Lampung, yaitu Indomaret dengan 146 gerai dan Alfamart dengan 118 gerai. Hal ini juga tak terlepas dari produk private label masing-masing ritel yang terus bersaing menghadirkan produk private label dengan kualitas yang cukup baik.

Sayangnya, walaupun perkembangan private label di Indonesia kini semakinmeningkat, namun berdasarkan survei Nielsen pada tahun 2008 menyebutkan bahwalebih dari 40% konsumen di Indonesia masih beranggapan bahwa lebih baik membeliproduk-produk merek nasional dibandingkan produk private label (Kumar 2016). Hal ini menjadi masalah dalam produk private label, khususnya bagi dua peritel yaitu Indomaret dan Alfamart. Masalah ini dapat disebabkan oleh karena konsumen masih memiliki persepsi bahwa produk-produkmerek nasional dianggap lebih berkualitas. Selain itu beberapa konsumen jugaberpersepsi bahwa produk private label biasanya dibeli oleh kalangan konsumen yangmemiliki anggaran terbatas (Seurat Group 2014).  Pada Indomaret, packaging yang kurang menarik khususnya pada produk makanan ringan, menyebabkan masalah pada persepsi konsumen buruk yaitu dinilai barang murah dan tak berkualitas. Sedangkan Alfamart memiliki tampilan produk lebih menarik dibanding Indomaret, sayangnya harga yang ditawarkan pada beberapa produk seperti produk air mineral memiliki harga yang sama dengan produk nasional, sehingga konsumen cenderung memilih produk nasional dibanding produk private label milik Alfamart. Sementara itu, Wijaya (2009) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa kualitas, harga, dan kemasan membentuk persepsi pada produk private label di mata konsumen.

Baca Juga  Memahami Ilmu Teori Persepsi Konsumen Pada Perilaku Konsumen

Berdasarkanlatar belakangyang telahdiuraikan tersebut,makapenulis tertarik melakukan penelitian dengan judulANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK PRIVATE LABEL DI INDOMARET DAN ALFAMART (STUDI DI BANDAR LAMPUNG)”.

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Analisis Perbandingan Persepsi Konsumen Pada Produk Private Label ” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂

Berikut Artikel Terkait Lainnya