Produk Dalam Marketing Mix

5/5 - (2 votes)

Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Produk Dalam Marketing Mix ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂

Pengertian Produk

Menurut Buchori Alma (2014, p.205), Produk adalah titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini dapat berupa barang atau jasa. Jika tidak ada produk tidak ada hak pemindahan kepemilikan maka tidak ada marketing. Semua kegiatan marketing lainya, dipakai untuk menunjang gerakan produk.

Menurut Tjiptono (2015, p.231), Produk adalah pemahaman subyektif produsen atas ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen , sesuai dengan kopetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.


Tingkatan Produk

Dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk. Tiap tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan. Buchari Alma (2014, p.140) Tingkatan produk tersebut adalah:

  1. Tingkat paling dasar, manfaat inti (core benefit) adalah jasa atau manfaat sesungguhnya yang dibeli pelanggan.
  2. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar (basic product).
  3. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan(expected product), konsumen mempunyai suatu harapan terhadap barang dan jasa yang di belinya
  4. Pada tingkat keempat, (augmented product). Yaitu ada sesuatu nilai tambah yang di luar apa yang di bayangkan konsumen
  5. Pada tingkat kelima, terdapat produk potensial (potential product), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain untuk masa depan.

Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu factor kesuksesan produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk (Tjiptono, 2008).

Perusahaan diharapkan bisa memuaskan keinginan konsumen dengan membuat produk dengan nilai superior. Meskipun begitu konsumen tidak begitu saja mempercayai superioritas produk dari perusahaan tanpa ada bukti-bukti yang konkret, karena konsumen akan membandingkan faktor kualitas dan keandalan produk tersebut dengan produk yang telah ada sebagai bahan pembuktian mereka. Di karenakan terdapat banyak kasifikasi produk.

Baca Juga  Contoh Skripsi Bauran Pemasaran: Latar Belakang

Klasifikasi Produk

Klasifikasi Produk Kalangan pemasar biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produk yaitu daya tahan, keberwujudan dan penggunaan. Menurut Fandy Tjiptono (2015, p.234) produk dapat diklasifikasikan sebagai berikut  :

  1. Barang tidak tahan lama (non durable goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam sekali atau beberapa kali penggunaan saja.

  1. Barang tahan lama (durable goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam kurun waktu yang panjang dan biasanya tetap bertahan sehingga banyak sekali penggunaannya.

  1. Jasa (service)

Merupakan aktifitas,manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa bercirikan intangible,inseparable, variable dan perishable.

Berdasarkan tujuan pembeliannya, menurut  Kotler dan Keller (2009;  p.06) produk dapat diklasifikasikan dalam 2 bagian, yaitu   :

  1. Barang Konsumen  (Consumer Goods) Adalah pengklasifikasian sejumlah besar barang yang dibeli konsumen berdasarkan atas kebiasaan konsumen berbelanja. Menurut perilaku pembelian konsumen, consumer goods terdiri dari  
  2. Barang sehari-hari (Convenience Goods) Adalah barang konsumsi atau jasa yang biasanya sering dibeli dengan segera, dan dengan usaha yang minimum.
  3. Barang Pokok (Staple Goods), yaitu barang-barang yang dibeli   konsumen secara teratur, dan merupakan kebutuhan sehari-hari,
  4. Barang Impulsif (Impulse Goods), yaitu barang yang dibeli secara implusif tidak direncanakan dan tidak ada Pencarian.. Impulse goods seringkali diletakkan di dekat kasir agar mudah terlihat  dan  konsumen  jadi  teringat untuk membelinya.
  5. Barang Darurat (Emergency Goods), yaitu barang  yang  dibeli  ketika ada kebutuhan yang mendesak. Contohnya : payung,  obat,  dan  lain- lain.
  1. Barang Khusus (Speciality goods)

Yaitu barang dengan karakteristik yang unik dan memiliki identifikasi merek yang kuat sehingga sekelompok konsumen berusaha keras dalam usaha pembeliannya.

Barang yang Dalam Kondisi Normal Tidak Dicari (Unsought Goods) Yaitu barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau tahu tapi tidak terpikir untuk membeli. Produk-produk baru seperti pendeteksi asap merupakan unsought goods sampai konsumen disadarkan akan munculnya produk tersebut melalui iklan.

  1. Barang Industri (Industrial goods)

Adalah barang yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk keperluan bisnis atau diproses lebih  lanjut. Dan di klasifikasikan berdasarkan biaya mereka dan bagai mana meraka memasuki proes produksi : bahan baku dan suku cadang, barang modal, serta pasokan dan layanan bisnis.

Baca Juga  Analisis Strategi Pada Komunikasi Pribadi Dalam Suatu Brand

Terdapat beberapa keputusan dalam sebuah produk menurut Fandy Tjiptono Strategi Pemasaran   (2008, p.104):

Atribut produk

Mengembangkan suatu produk mencakup manfaat yang  akan  disampaikan  oleh atribut produk yaitu seperti mutu produk, sifat produk, dan rancangan produk.

  1. Mutu produk : kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya; termasuk keawetan, kehandalan, ketepatan, kemudahan, dipergunakan dan dipergunakan, dan diperbaiki serta atribut bernilai
  2. Sifat produk : alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk perusahaan
  3. Rancangan produk : proses merancang gaya dan fungsi produk; menciptakan produk yang menarik, mudah, aman, dan tidak mahal untuk dipergunakan, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.

Penetapan Merek (branding)

Penetapan merek dapat menambah nilai suatu produk. Penetapan  merek  menjadi isu utama  dalam strategi merek karena  :

  1. Mengembangkan produk bermerek membutuhkan investasi pemasaran  yang besar dalam jangka panjang, terutama untuk iklan, promosi, dan kemasan.
  2. Kebanyakan perusahaan belajar bahwa kekuatan berada ditangan perusahaan yang mengendalikan nama
  3. Pengemasan (packaging) Pengemasan adalah aktifitas merancang dan  membuat  wadah  atau  pembungkus untuk suatu  produk.
  1. Pelabelan (labeling) Pelabelan dapat dilakukan secara langsung pada kemasan dus atau alumunium voil. Pelabelan dapat dilakukan pula secara terpisah dari bahan kertas atau bahan plastik yang ditempelkan pada kemasan produk yang biasanya berbahan plastik atau kaca.
  1. Pelayanan Pendukung Produk Pelayanan pendukung produk adalah pelayanan  yang  merupakan  tambahan  pada produk aktual. Semakin banyak perusahaan menggunakan pelayanan pendukung produk sebagai alat utama untuk meraih keunggulan   bersaing.

Strategi Produk

Menurut Tjiptono (2015, p.240) Pada usaha ritel, strategi produk menjabarkan kebutuhan pasar yang ingin di layani dengan berbagai tawaran produk. Secara garis besar, strategi produk dapat dilakukan dengan Positioning produk .

Menurut Tjiptono (2015, p.241) Positioning Produk merupakan strastegi yang berusaha menciptakan difrensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih superior dibandingkan merek/produk pesaing. Elemen  pokok yang terjkandung dalam positioning mencakup empat aspek yaitu :

  1. What benefit Mencerminkan janji merek , dan manfaat bagi konsumen
  2. For Whom Mencerminkan Pasar sasaran
  3. Reason Elemen faktual dan subyektif yang mendukung klaim tentang manfaat produk
  4. Against Menegaskan tentang pesaing utama
Baca Juga  Pengertian dan Klasifikasi Produk Dalam Ilmu Pemasaran

Adapun proses perencanaan strategi produk, yang meliputi beberapa langkah Menurut Fandy Tjiptono,(2008, p.108) melalui :

  1. Analisis situasi

Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hal-hal yang perlu di pertimbangkan apakah perusahaan dapat memanfatkan peluang yang ditawarkan oleh lingkungan  eksternalnya melalui sumber daya yang di milki, seberapa besar permintaan produk dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan

  1. Penentuan tujuan produk

Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, Produk yang di hasilkan perusahaan dimaksutkan pula untuk memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah produk yang di hasilkan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian perusahaan.

  1. Penentuan sasaran pasar/produk

Perusahaan dapat berusaha melayani pasar secara keseluruhan atau melakukan segmentasi, dengan demikian, alternatif yang dapat di pilih adalah produk standar,custumized Product,maupun produk standar dengan modifikasi.

  1. Penentuan anggaran

Anggaran bisa sebagai alat perencanaan, koordinasi, sekaligus sebagai alat pengendalian.

  1. Penetapan strategi produk

Dalam hal ini alternatif-alternatif strategi produk di analisis dan di nilai keunggulan dan kelemahaanya, kemudian dipilih yang paling baik dan layak untuk kemudian di terapkan sebagai strategi produk yang tepat

  1. Evaluasi pelaksanaan strategi

Kegiatan penilaian atau evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah di susun.

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Produk Dalam Marketing Mix ” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂

Berikut Artikel Terkait Lainnya