Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Contoh Latar Belakang Analisis Persepsi Konsumen ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂
Pariwisata disebutkan dalam GBHN TAP MPR No.7/MPR/2009 bahwa pembangunan pariwisata diarahkan sebagai sektor andalan dan unggulan dalam arti luas, yang mampu menjadi salah satu sektor penghasil devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, memperdayakan perekonomian masyarakat, memperluas kesempatan kerja produktif dan kesempatan berusaha yang berkeadilan, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-nilai agama, serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup sebagai pengamalan Pancasila. Dalam amanat tersebut terkandung hal-hal sebagai berikut: 1) menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa utama, 2) meningkatkan ekonomi daerah, 3) memperluas lapangan usaha, dan 4) berusaha mempertahankan keaslian nilai-nilai dan budaya bangsa dan kelestarian lingkungan hidup. Lebih ditegaskan lagi dalam rangka menanggulangi krisis ekonomi, salah satunya yang termasuk dalam agenda pembangunan regional adalah mendayagunakan potensi kepariwisataan sebagai sumber devisa.
Pengembangan kepariwisataan tidak akan lepas dengan unsur fisik maupun non fisik (sosial, budaya, dan ekonomi) maka dari itu perlu diperhatikan peran dan unsur tersebut. Faktor geografi adalah merupakan faktor penting untuk pertimbangan perkembangan pariwisata. Perbedaan iklim merupakan salah satu faktor geografis yang mampu menumbuhkan dan menimbulkan variasi lingkungan alam dan budaya, sehingga dalam mengembangkan kepariwisataan perlu diketahui faktor geografis lainnya yang dapat digunakan sebagai alternatif penentu kebijakan pembangunan pariwisata adalah tanah, geologi, hidrologi, kemiringan dan vegetasi
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terletak di khatulistiwa dengan iklim tropis memiliki kekayaan lingkungan alam berupa sumber daya alam hayati dan non-hayati yang harus dilindungi, dipelihara dan dilestarikan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Semua potensi tersebut merupakan modal bagi pembangunan nasional Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang ditunjang dengan pembangunan pada semua sektor.
Preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis serta kecenderungan wisatawan untuk kembali ke alam menyebabkan pengembangan daya tarik wisata yang berbatasan dengan alam menjadi potensial (Koswara, 2005). Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik. Hal ini sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. Kecenderungan lain yang terjadi adalah pergeseran orientasi pasar wisatawan pada jenis-jenis produk wisata baru yang menekankan pada aspek kelestarian alam, lingkungan, budaya (Supriadi, 2005).
Menurut undang undang no 10 tahun 2009 , pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan dukung berbagai fasilitas serta layanan yang disebabkan oleh masyarakat, pengusaha,pemerintah dan pemerintah daerah ( pasal 1, pasal 1 ayat 3 ) Pariwisata merupakan suatu aktivitas kegiatan sehari hari dengan suatu alasan apapun yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan. oleh sebab itu, untuk dapat menciptakan perjalanan wisata yang menyenangkan bagi wisatawan, maka diperlukan prsarana dan sarana kepariwisataan yang dapat mendukung pariwisata agar dapat hidup berkembang
Lampung merupakan provinsi yang memiliki potensi sumberdaya alam tinggi dan berdekatan dengan Jakarta. Potensi sumberdaya alam tinggi dan letak strategis menjadikan Lampung potensial sebagai provinsi tujuan wisata. Tetapi pada kenyataanya Lampung hanya menjadi tujuan wisata ke-18 di Indonesia dan kunjungan wisata didominasi wisatawan domestik. Hal itu terlihat dari data wisatawan tahun 2008, total wisatawan yang berkunjung ke Lampung sebesar 1.458.087 individu yang terdiri dari jumlah wisatawan domestik sebesar 1.448.059 individu dan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 10.028 individu, selanjut kunjungan wisatawan pada 2009 berjumlah 2.019.852 orang dan Januari hingga Desember 2010 terdapat 2.173.606 wisatawan yang mengunjungi berbagai destinasi wisata di Lampung. Beliau menjelaskan wisatawan yang berkunjung ke Lampung tahun lalu didominasi wisatawan nusantara, yakni 2.136.103 orang. Sedangkan wisatawan mancanegara yang datang hanya 37.503 orang. (Disbudpar Lampung 2011)
Lampung merupakan provinsi yang memiliki potensi sumberdaya alam yang beragam mulai dari pegunungan hingga pantai. Lampung biasanya digunakan sebagai tempat persinggahan bagi pengendara kendaraan bermotor yang akan menuju provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Sebagian besar potensi sumberdaya alam di Lampung telah dikelola dan dikembangkan menjadi objek wisata alam. Objek wisata alam yang terdapat di Lampung meliputi Taman Wisata Bumi Kedaton, Taman Wisata Tabek Indah, Wira Garden, Air Terjun Batu Putu, Taman Hutan Kera Tirtosari, dan Tiga pantai di Teluk Lampung yaitu Taman Tirtayasa, Pantai Puri Gading, dan Duta Wisata, Waylalaan, Gunung Anak Krakatau, Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Danau Ranau.
Taman Wisata Tabek Indah terletak di kabupaten Lampung Selatan yang jauh nya 15 Km dari ibukota provinsi lampung , yaitu Bandar Lampung. merupakan tempat rekreasi hasil buatan manusia dengan nuansa kampung namun bergaya modern. Objek wisata dengan kondisi lingkungan yang ASRI serta dihiasi pepohonan yang rindang sehingga membuat udara sejuk. Daya tarik objek wisata ini diantaranya kolam pemancingan, kolam renang, outbond, paintball dan berbagai wahana permainan yang sangat bervariasi. Objek wisata ini juga dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur yang nampak memadai seperti fasilitas cottage (penginapan), pondok wisata, tempat parkir, sarana ibadah, restoran yang dilengkapi panggung hiburan, serta tempat mck yang bersih dapat membuat wisatawan merasa nyaman ketika berkunjung ke objek wisata tersebut. Tidak heran jika objek wisata ini mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut.
Persepsi konsumen tentang tujuan wisata yang dikunjungi tentunya memiliki perbedaan masing-masing pengunjung, persepsi seseorang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Menurut Stanton dalam Setiadi (2010 : 88 ) persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masalalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Dengan demikian persepsi konsumen akan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan konsumen terhadap taman wisata yang dikunjungi.
Kunjungan wisatawan diatas di taman wisata Tabek Indah Natar, Lampung Selatan pada bulan jauari memiliki target sebesar 6230 karena pada bulan tersebut merupakan tahun baru sehingga jumlah wisatawan akan banyak yang berkunjung. Akan tetapi pada kenyataannya realisasi penngunjung hanya mencapai 86,68% sementara pada bulan Februari- Mei target yang ditetapkan lebih randah karena pada bulan tersebut tidak ada libur sekolah, pada bulan Juni-Juli merupakan libur panjang sehingga pengunjung melebihi target yang ditetapkan. Sementara bulan bulan berikutnya jumlah wisatawan pengunjung berfluktuas sampai dengan ahir tahun. dari tabel tersebut diatas mengindikasikan bahwa persepsi konsumen terhadap Taman wisata Tabek Indah sangat rendah. Tidak tercapainya target kunjungan wisatawan di taman wisata tabek Indah dikarenakan berbagai faktor antaralain pada bulan-bulan tertentu kunjungan tidak mencapai target karena tidak terdapat hari libur panjang pada bulan tersebut.
Berdasarkan pra survey yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara kepada 20 responden. dari 20 responden tersebut 10 responden yang pernah berkunjung ke taman wisata Tabek Indah diperoleh sebanyak 3 (30%) orang memiliki persepsi yang baik tentang taman wisata Tabek Indah mereka menyatakan bahwa Tabek Indah memiliki fasilitas yang lumayan lengkap bila dibandingkan dengan taman wisata pesaing, dan sebanyak 7 (70%) responden memiliki persepsi yang kurang baik taerhadap taman wisata Tabek indah mereka menyatakan bahwa taman wisata Tabek Indah memiliki fasilitas yang kurang lengkap bila ada itu juga kurang terawat sehingga kurang nyaman untuk digunakan. Dari 10 responden yang belum pernah berkunjung ke Taman wisata Tabek Indah terdapat sebanyak 8 (80%) responden memiliki persepsi bahwa Tabek Indah memiliki fasilitas yang biasa-biasa saja sehingga mereka enggan untuk berkunjung ke Tabek indah. Dan 2 (20%) responden memiliki persepsi bahwa Taman wisata Tabek indah sepi pengunjung.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengambil judul skripsi: Analisis Persepsi Konsumen Tentang Taman Wisata Tabek Indah Natar Lampung Selatan
Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Promosi dan Tempat Marketing: Definisi dan Tujuan ” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂
Berikut Artikel Terkait Lainnya