Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Citra Merek dan Brand Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂
Latar Belakang Masalah
Perkembangan fashion hijab di Indonesia semakin meningkat. Hal ini di tunjukan banyaknya produk – produk hijab baru yang bermunculan dan terus meningkatnya busana muslim, tumbuhnya komunitas – komunitas hijab, serta berbagai kegiatan hijab class di kampus, perusahaan, pengajian, ataupun kelompok sosial. Semakin banyak wanita muslimah yang memakai hijab dimulai dari remaja hingga dewasa. Karena dengan menggunakan hijab sudah tidak lagi memiliki kesan jadul dan tidak modis pada penggunanya. Industri fashion hijab merupakan salah satu kategori produk dengan persaingan ketat. Semakin banyaknya pengguna hijab di Indonesia, Menciptakan prospek sangat cerah bagi usaha – usaha yang berkaitan dengan pengembangan usaha fashion muslimah, mulai dari busana, jilbab, hingga pernak pernik aksesorisnya. Daya beli masyarakat indonesia yang terus meningkat menjadi salah satu yang memengaruhi hal tersebut. Menurut data McKinsey Global Intitute analysis, kelas menengah Indonesia pada tahun 2020 akan meningkat sebanyak 85 juta penduduk. Jika pada tahun 2020 penduduk muslim Indonesia berjumlah 80% maka kelas menengah muslim mencapai 68 juta. Jika setengahnya adalah perempuan, maka ada 34 juta potensi pasar. Jika diasumsikan yang memakai hijab mencapai 50% maka ada 17 juta potensi pasar pengguna hijab di Indonesia.
Dengan mengasumsikan potensi pasar pengguna hijab yang ada di Indonesia, perusahaan harus mampu memaksimalkan peluang yang tersedia untuk mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2009, p.184) perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh—semua pelanggan mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan produk. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen merupakan keputusan yang diambil dari beberapa alternatif. Setiap keputusan pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen seperti yang dijelaskan menurut Sunyoto dalam Irzandy dkk (2017) yaitu keputusan tentang jenis produk, keputusan tentang bentuk produk, keputusan tentang merek, keputusan tentang penjual, keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang waktu pembelian, dan keputusan tentang cara pembayaran. Suatu perusahaan dapat terus eksis jika rangsangan konsumen dalam memutuskan pembelian produk dari suatu pasar mendapat respons yang positif dari pasar itu sendiri. Konsumen akan membentuk sebuah preferensi atas merek–merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling diminati dan berujung pada keputusan pembelian.
Salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan keputusan pembelian adalah melalui peran merek. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009, p.258) merek adalah sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk menidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari pesaing. Sedangkan menurut Tjiptono dan Chandra dalam Indrawati (2015) merek digunakan sebagai sarana identifikasi sumber produk. Sehingga perusahaan harus memiliki citra merek yang baik agar mempermudah konsumen untuk melakukan proses keputusan pembelian. Menurut Rangkuti dalam Indrawati (2015) Citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen memandang citra merek sebagai bagian yang terpenting dari suatu produk, karena citra merek mencerminkan tentang suatu produk dengan kata lain, citra merek merupakan salah satu unsur penting yang dapat mendorong konsumen untuk membeli produk. Hal ini dikarenakan citra merek akan memberikan nilai lebih (Prestige) bagi pengguna, maka setiap perusahaan akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar sasarannya dengan meningkatkan citra mereknya.
Selain penggunaan citra merek suatu produk, keputusan pembelian juga ditentukan dengan media iklan. Agar produk yang ditawarkan pemasar melalui media iklan memiliki daya tarik bagi calon konsumen, perusahaan menerapkan brand ambassador. Brand ambassador sangat berperan dalam membantu kelancaran aktifitas pemasaran baik secara lokal maupun global, Greenwood dalam Putra dkk (2014). Penggunaan brand ambassador memiliki efek paling positif bagi perusahaan dalam melakukan strategi pemasaran, akan tetapi untuk menjadi brand ambassador harus memenuhi beberapa kriteria yaitu ; Transference (Pemindahan), Congruence (Kesesuaian), Kredibilitas, Daya Tarik, dan Power. Penerapan brand ambassador juga dilakukan oleh produsen fashion hijab di Indonesia, salah satu nya Zoya Fashion.
Zoya Fashion yang merupakan salah satu lini bisnis dari Shafco Enterprise, sebuah holding company yang bergerak dalam bidang fashion muslim sejak tahun 1989 dengan kantor pusat di Bandung, Zoya Fashion sendiri tercipta pada tahun 2005 sebagai alternatif busana muslim yang terjangkau bagi kalangan menengah, juga sebagai alternatif bagi busana muslim berkualitas dan up to date. Untuk memenuhi kebutuhan pakaian muslim yang fashionable, Zoya Fashion memiliki berbagai kategori pilihan produk yang dapat digunakan untuk mempercantik wanita muslimah dengan menggunakan Zoya jeans, Zoya home, Zoya cosmetic. Target pasar Zoya adalah masyarakat kalangan menengah dengan usia 18 tahun ke atas, produk yang di jual merupakan 50% hijab dan 50% busana muslim, harga produk rata – rata berkisar 40 ribu keatas.
Hal ini mengindikasikan bahwa Zoya Fashion terus melakukan strategi pemasaran melalui berbagai kegiatan promosi. Salah satu strategi promosi yang dilakukan Zoya yaitu menggunakan brand ambassador. Brand ambassador yang di pilih Zoya adalah Fatin Shidqia Lubis sejak 2017. Fatin Shidqia Lubis merupakan artis yang memiliki fashion hijab yang baik sehingga menjadi inspirasi konsumen khususnya wanita pengguna hijab dan tertarik menggunakan merek dari Zoya. Sebagai brand ambassador Zoya, penyanyi dari akademi X-Factor Indonesia ini merasa senang dan berharap agar dapat berkontribusi untuk produk Zoya. Hal ini diungkapkan Fatin kepada Tribun Jabar, yaitu “Dulu aku pakai jeans dan kerudung segi empat saja. Semenjak bergabung dengan Zoya jadi lebih banyak masukan,” sumber www.jabar.tribunnews.com, Rabu (20/12/2017).
Penggunaan brand ambassador memiliki dampak pada citra sebuah merek, karena brand ambassador merupakan kelompok referensi yaitu kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku konsumen (Utomo dan Prabawani, 2017). sehingga brand ambassador dapat menimbulkan citra yang baik pada sebuah merek di dalam persepsi konsumen. Zoya memiliki citra merek yang baik hal ini di tunjukan pada data Top Brand Award dimana Zoya berada pada peringkat pertama kategori busana muslim pada tahun 2016. Sedangkan untuk meraih Top Brand Award diukur dengan menggunakan tiga parameter yaitu top of mind share, top of market share, dan top of commitment share yang menghasilkan Top Brand Award.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu tentang citra merek Zoya dalam jurnal penelitian Indrawati (2015) yang menyatakan bahwa Mayoritas gaya hidup yang mereka miliki menggunakan jilbab “Zoya” adalah pengguna hijab yang selalu mengikuti trend produk jilbab yang terus menerus berkembang saat ini, agar konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang dikeluarkan.
Penelitian ini merupakan pembaharuan lokasi dari penelitian terdahulu yaitu dari jurnal penelitian Indrawati (2015) yang menyatakan bahwa variabel Citra merek dan gaya hidup hedonis berpengaruh terhadap keputusan pembelian Jilbab Zoya di Surabaya. Hal ini yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini tentang “Pengaruh Citra Merek dan Brand Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian Zoya Fashion Di Bandar Lampung”.
Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Citra Merek dan Brand Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian ” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂
Berikut Artikel Terkait Lainnya
- Strategi Fitur Produk dan Penetapan Harga Di Dalam Manajemen Pemasaran
- Pentingnya Memahami Brand Switching Dalama Perilaku Konsumen
- Pengaruh Fitur Produk dan Harga Terhadap Brand Switching
- Memahami Pentingnya Pelatihan Kerja Pada Karyawan
- Apa Itu Disiplin Kerja Karyawan?
- Memahami Pentingnya Profesionalisme Kerja Karyawan
- Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap Profesionalisme Karyawan
- Sejarah Terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat