Bisacumlude Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya bahasan pada postinngan rtikel kita kali ini, tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan artikel kita sebelum – sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Cerita Pendek: Struktur, Kaidah dan Ciri ” .. Semoga informasi yang kita sampaikan dapat bermanfaat dan tentunya dapat menambah pengetahun para pembaca… Selamat membaca…. π π π π
Struktur di dalam sebuah cerpen merupakan suatu rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan demikian, di dalam sebuah struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa sebuah alur, yaitu berupa suatu jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab dan akibat ataupun juga secara kronologis. Secara umum jalan suatu cerita terdiri ke dalam bagian β bagian berikut ini, antara lain;
- Pengenalan situasi cerita atau exposition, orientation
Di dalam bagian ini, seorang pengarang memperkenalkan para tokoh β tokoh, penata adegan serta hubungan antar tokoh β tokoh.
- Pengungkapan peristiwa atau complication
Di dalam bagian inilah disajikan peristiwa awal yang dapat menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran β kesukaran bagi para tokoh β tokohnya.
- Menuju pada adanya koflik atau rising action
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan ataupun keterlibatan berbagai situasi yang dapat menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh β tokoh tersebut.
- Puncak konflik atau turning point
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan bagian cerita yang paling mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukan perubahan nasib dari beberapa tokohnya. Misalnya saja, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya ataukah dia akan gagal.
- Penyelesaian atai ending atau coda
Sebagai bagian dari akhir cerita, pada bagian ini dapat berisi suatu penjelasan tentang sikap ataupun juga nasib β nasib yang dialami oleh tokohnya setelah mengalami peristiwa β peristiwa puncak tersebut. Namun ada pula, cerpen yang penyelesaian akhirnya cerita itu diserahkan kepada imaji pembacanya. Jadi akhir ceritanya tersebut dibiarkan menggantung tanpa adanya penyelesaian.
Cerpen tergolong ke dalam jenis teks fiksi yang naratif. Dengan demikian, terdapat pihak yang berperan sebagai tukang cerita atau pengarang. Terdapat beberapa kemungkinan posisi seorang pengarang di dalam menyampaikan sebuah ceritannya, yaitu sebagai berikut:
- Berperan langsung sebagai oranng pertama, sebagai tokoh yang terlibat di dalam cerita yang bersangkutan. Di dalam hal ini seorang pengarang menggunakan kata orang pertama di dalam menyampaikan sebuah cerita, misalnya saja aku, saya dan kami.
- Berperan sebagai orang ketiga, yait berperan sebagai seorang pengamat. Ia tidak terlebat di dalam sebuah cerita. Pengarang menggunakan kata dia untuk tokh β tokohnya di dalam sebuah cerita tersebut.
Cerpen juga memiliki ciri β ciri kebahsaan seperti berikut ini:
- Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi β fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu, telah terjadi.
- Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contohnya saja: sejak saat itu, setelah itu, mula β mula dan kemudian.
- Banyak menggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti halnya dengan: menyuruh, membersihkan, menawari, melompat dan juga menghibur.
- Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh seorang pengarang. Sebagai contohnya saja: mengatakan bahwa, menceritakan tentang mengungkapkan, menanyakan, menyatakan dan juga menuturkan.
- Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contohnya saja: merasakan, menginginkan, mengucapkann, mendambakan dan juga mengalami.
- Menggambarka banyak dialog. Hal tersebut ditunjukkan oleh tanda petik ganda (β….β) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung, Contohnya saja: (a) Alam berkata, βJangan diam saja, segera temui orang itu!β. (b) βDi mana keberadaan temanmu sekarang?β tanya Ani pada temannya. (c) βTidak, sekali saya bilang, tidak!β teriak Lani.
- Menggunakan kata β kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, suasana. Contohnya saja: segala sesuatu tampak dalam kendali sekarang: bahkan, kamarnya sekarang tampak rapih dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur raoi dan tertata dengan sangat baik. Ia adalah juru masak yang terbaik yang pernah dilihatnya, yang ahli di dalam membuat ragam makanan dari Timur dan ragam makanan dari Barat yang memilliki cita rasa yang sangat sedap. Ayahnya juga telah menjadi seorang ecandu beratnya.
Menentukan Nilai Kehidupan Di Dalam Teks Cerita Pendek
Karya manusia yang satu ini terus menerus dibaca dan diproduksi kerena memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan. Manfaat yang langsung dapat dirasakan adalah bahwa sebuah cerpen dapat memberikan hiburan atau rasa senang. Kita dapat memperoleh suatu kenikmatan batin ketika membaca suatu cerpen tersebut. Dengan membaca cerpen tersebut seolah β olah kita menjalankan kehidupan bersama tokoh β tokoh yang berada di dalam sebuah cerpen tersebut. Ketika seorang tokoh utama mengalami kesenanngan, kitapun akan turut merasakan kesenangan., ketika mengalami kegetiran hidup kitapun turut sedih atau bahkan kecewa. Selain itu dengan membaca suatu cerpen, kita dapat belajar tentang suatu kehidupan kita dapat lebih bijak di dalam menghadapi beragam peristiwa yang mungkin pula ita hadapi. Misalnya saja dengan adanya tokoh yang bersikap angkuh kita menjadi tahu bahwa sikap tersebut sering menimbulkan ketersiggungan bagi pihak β pihak tertentu.
Menyunting Teks Cerita Pendek Dengan Memperhatikan Unsur β Unsur
Menullis sebuah karangan, baik itu berupa sebuah cerita ataupun jenis karangan yang lain jarang yang dapat sekali jadi. Akan ada saja kesalahan ataupun kekeliruan yang harus dapat diperbaiki. Mungkin hal tersebut berkaitan dengan isi tulisan, sistematikanya, keefektifan kalimat, kebakuan kata, ataupun pada ejaan atau tanda bacanya. Oleh karena itu, peninjauan ulag atau langkah β langkah penyuntingan atas karangan yang telah dibuat, merupakan sesuatu hal yang penting untuk dilakukan. Berikut ini beberapa persoalan yang perlu diperhatikan berkenaan dengan penyempurnaan karangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Apakah ide yang dikemukakan di dalam karangan tersebut sudah tepat atau tidak dan sudah padu ataupun belum?
- Apakah sistematika penulisannya sudah benar atau perlu adanya perbaikan? Uraian yang bolak β balik dan banyaknya pengulangan tentunya akan menjadikan karangan itu menjadi tidaklah menarik.
- Apakah karangan itu bertele β tele atau juga karanagn itu terlalu sederhana? Karangan yang bertele β tele haruslah dapat untuk disederhanakan. Namun sebaliknya, apabila karangan tersebut terlalu sederhana perlulah untuk dilakukan pengembangan kembali pada karangan tersebut.
- Apakah penggunaan bahasanya cukup baik atau tidak? Perhatikan kefektifan kalimat dan kejelasan makna dari kata β kata tersebut!
- Buku ejaan, tata bahasa, Β dan kamus perlulah dijadikan suatu pendamping. Buku β buku tersebut dapatlah dijadikan suatu rujukan, terutama ketika ingin dapat memastikan kebenaran atau ketepatan penggunaan bahasa.
Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Cerita Pendek: Struktur, Kaidah dan Ciri ”Β … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak informasi lainnya. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisacumlaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… π π π π
Berikut Artikel Terkait Lainnya