Teori Pemasaran dan Citra Merek

Rate this post

Bisacumlode Haloo haloo haloo haloo para generasi milenial yang cerdas dan mandirii… Jumpa lagi dalam postingan artikel kita kali ini yang tentunya tidak akan kalah menarik dari bahasan – bahasan postingan kita sebelumnya, pada postingan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai ” Teori Pemasaran dan Citra Merek ” .. Semoga bermanfaat dan selamat membaca…. 🙂 🙂 🙂 🙂

 

Pemasaran

Menurut Mowen dan Minor (2007 p:8), pemasaran adalah suatu kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran, dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Menurut Kotler (2005 p:8), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan pokok produsen untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan direncanakan dengan menciptakan, menawarkan atau menukarkan barang yang bernilai kepada pihak lain hingga memperoleh keuntungan.

 

Citra

Menurut Kotler (2002, p.338) Citra (image) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan produknya. Tidak mudah membentuk  image sebuah merek, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Image yang dibentuk sebuah perusahaanbukanlah sekedar image, tetapi harus image yang jelas, bebeda dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaing.

Merek, Pengertian Merek

Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan suatu kumpulan makna yang  mendalam untuk merek tersebut. Batasan – batasan merek yang paling tahan lama adalah nilai, budaya, dan kepribadian yang tercermin dari merek itu. Pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol yang komplek yang menjelaskan enam tingkatan merek, yaitu Menyeleksi nama merek yang baik bukan merupakan tugas yang mudah. Philip kotler (2008, p.266) menyatakan produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan dan kebutuhan. Berdasarkan tabel diatas terdapat lima keputusan pemberian merek, yaitu :

  1. Keputusan Pemberian Merek
Baca Juga  Kinerja Karyawan dan Motivasi Kerja Karyawan

Keputusan yang dibuat oleh perusahaan untuk pertama kalinya yaitu perusahaan harus mengembangkan suatu nama merek untuk produknya atau tidak. Di masa lalu merek tidak begitu penting, produsen menjual produk mereka dengan satuan barel, bin atau peti dan pembelian hanya mengandalkan integritas penjual. Sedangkan saat ini pemberian merek sudah merupakan suatu keharusan sehingga hampir tidak ada produk yang tidak diberi merek, karena merek dapat memudahkan penanganan produk, menjaga produksian agar memenuhi standar mutu, memperkuat preferensi pembeli, serta memudahkan mengidentifikasi pemasok. Konsumen menginginkan merek karena membantu mereka mengidentifikasi perbedaan mutu  dan berbelanja lebih efisien.

  1. Keputusan Sponsor Merek

Produk dapat diluncurkan sebagai merek produsen (disebut merek nasional), merek distributor (disebut merek pengecer, toko, atau pribadi) atau merek lisensi. Alternatif lain, produk memproduksi sebagai keluaran dengan nama sendiri dan sebagian yang lain dengan label distributor. Walaupun merek produsen cendrung mendomisili, pengecer dan penyalur besar telah mengembangkan merek mereka sendiri.

  1. Keputusan Nama Merek

Produsen yang memutuskan untuk memberi merek pada produk nya harus memilih nama merek yang akan digunakan. Strategi yang digunakan diantaranya: nama merek individual, nama kelompok digunakan untuk semua produk, nama kelompok yang berbeda-beda untuk semua produk, nama dagang perusahaan dikombinasikan dengan nama produk individual. Biasanya perusahaan memilih merek dengan membuat suatu daftar, mendiskusikan arti berbagai nama, mendekatkan keuntungan, menghilangkan sebagainya, mengujinya terhadap konsumen sasaran dan menetapkan suatu pilihan akhir.

 Perusahaan memiliki lima pilihan strategi merek, diantaranya adalah:

  1. Perluasan lini (line extension), terjadi jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama, seperti rasa, bentuk, warna baru, dan sebagainya.
  2. Perluasan merek (brand extension), sebuah perusahaan mungkin akan memutuskan untuk mengunakan merek yang sudah ada untuk meluncurkan suatu produk dalam kotegori baru. Perusahaan yang tergoda dalam mengguna merek harus melakukan riset seberapa baik assosiasi merek sesuai dengan produk baru. Hasil terbaik tercapai jika merek tersebut menghasilkan penjualan untuk produk lama maupun baru.
  3. Multi merek (multi brand), perusahaan sering memperkenalkan merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Kadang-kadang perusahaan mencoba membentuk keistimewaan lain atau daya tarik untuk motif membeli yang lain.
  4. Merek baru (new brand), ketika perusahaan meluncurkan produk dalam suatu kategori baru perusahaan mungkin menemukan bahwa tidak satu pun merek yang dimilikinya tepat untuk produk tersebut.
  5. merek bersama (co brand), yaitu dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam satu tawaran. Setiap seponsor merek mengharapkan bahwa merek lain akan memperkuat pemahaman merek atau minat pembeli. Dalam hal produk yang dikemas bersama, tiap merek berharap dapat menjangkau konsumen baru dengan mengaitkannya dengan merek lain.
  1. Keputusan Menentuan Ulang Posisi Merek
Baca Juga  Keputusan Pembelian Konsumen : Pengertian, Indikator dan Tahapan

Sebaik apapun suatu merek diposisikan dalam pasar perusahaan akan mungkin harus menentukan kembeli posisinya nanti bila menghadapi pesaing baru atau bila terjadi perubahan pereferensi pelanggan.

Manfaat merek

Menurut Keller (2005, p.20-21) merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai:

  1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencataan akutansi.
  2. Untuk proteksi nukum terhadap fitur atau produk yang unik.
  3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membeli nya lagi dilain waktu.
  4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.
  5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
  6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa yang akan

Citra Merek (Brand Image), Pengertian Citra Merek

Produksian atau jasa yang ingin mempunyai brand image yang baik memerlukan perhatian yang serius melalui berbagai strategi tentang merek tertentu salah satu adalah strategi asosiasi merek. Dimana ketika seseorang mengkonsumsi pasti berfikir tentang suatu produksian, mereka biasanya memikirkan sifat-sifat dan keistimewaan serta manfaat-manfaat yang diberikan produksian tersebut kepada pengonsumsi sehingga ada pengalaman pengonsumsi tentang suatu merek yang pada ahirnya akan membangun citra merek dibenak pengonsumsi. Menurut Kotler (2007, p.128) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek (Brand Image)

Faktor-faktor pembentuk Citra Merek adalah sebagai berikut:

  1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu
  2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.
  3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
  4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayanikonsumennya.
  1. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.
  2. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.
  3. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.
Baca Juga  Mempelajari Loyalitas dan Citra Merek: Pengertian serta Indikator

 

Demikianlah informasi yang dapat kita sampaikan pada postingan artikel kita kali ini dengan bahasan tentang ” Teori Pemasaran dan Citra Merek ” … Semoga bahasan yang ada pada postingan artikel kita kali ini dapat menambah wawasan dan dapat bebrmanfaat bagi para generasi milenial yang cerdas mandiri untuk mengetahui lebih banyak. Stay teruss pada postingan kami selanjutnya, tetap kunjunngi website bisaculaude.com karena akan selalu ada materi – materi menari lainnnya… 🙂 🙂 🙂 🙂

Berikut Artikel Terkait Lainnya